MENGGERAKKAN MESIN – MESIN PARTAI DALAM MENGHIMPUN POTENSI UMMAT

Kiprah Badan Otonomi Partai memang jarang terpublikasikan oleh media dan pemberitaan padahal sesungguhnya Badan Badan Otonomi partai seperti Muslimat Bulan Bintang, Pemuda Bulan Bintang dan Brigade Hizbullah Partai Bulan Bintang memiliki kapasitas untuk berperan penting dalam mewarnai dan menentukan keberlanjutan partai di masa – masa yang akan datang.

Keberadaannya menjadi perangkat – perangkat yang bisa digerakkan untuk menghimpun potensi ummat dan menjadi sarana perjuangan politik secara fokus dan spesifik.

Penguatan Peran Badan Otonomi Partai bisa menjadi basis massa dan sumber kader partai dalam segmen dan atau lapisan sosial masyarakat tertentu seperti segmen perempuan / muslimah, segmen pemuda dan pelajar dan atau segmen khusus kepanduan.

Terkait Penguatan Badan Otonomi Partai ini kita perlu belajar banyak dari PKI dengan kepanjangan tangannya yang efektif menggelembungkan suara PKI pada pemilu 1955 walhasil PKI yang ditumpas karena pemberontakan madiun 1948 secara mengejutkan mampu bangkit dan menjadi kekuatan politik yang besar hanya dalam tempo 7 tahun bahkan pada periode 60-an PKI mampu meraih vitalitas politik di hampir semua lini di lingkaran kekuasaan.

Meskipun PKI dikenal atheis dan menghalalkan segala cara dalam pergerakannya namun harus diakui bahwa PKI berhasil mengangkat dan mengelola isu – isu kerakyatan, ketimpangan ekonomi dan kemelaratan. Melalui Organisasi underbow-nya seperti BTI (Barisan Tani Indonesia), PR (Pemuda Rakyat), Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), Lekkra (Lembaga Kesenian dan Kebudayaan Rakyat) dan banyak organisasi bentukannya yang tanpa bentuk (OTB), PKI sukses melancarkan propaganda – propaganda politiknya. Pada akhirnya, pengkhianatannya atas Bangsa menutup karir politik PKI yang tidak hanya dibubarkan sebagai organisasi terlarang melainkan juga menjadi bahaya laten yang sewaktu – waktu bisa bangkit dan menitis sebagai PKI Gaya Baru.

Kesiapan Muslimat Bulan Bintang Hadapi Kuota dan Pemilu 2009

muslimat-bulan-bintang-dan-bintang-bulan.jpg

Jika kader kita siap, mau 30 persen, 40 persen atau 50 persenpun tidak masalah, ” ucap Dra Hendarsyah, ketua Muslimat Bulan Bintang. Kita mempersiapkan muslimah tampil dengan kemampuan, 30 persen ataupun tidak bagi Muslimat sebenarnya tidak masalah, Sekalipun ada kuota kalau kita tidak berani menampilkan kader perempuan yang berkualitas, apa gunanya? PBB mengikuti konstitusi itu. Muslimat Bulan Bintang mempersiapkan kadernya dan berusaha mengajak perempuan untuk menjalani pelatihan-pelatihan dan pendidikan.

” Pembinaan perempuan adalah kewajiban dari Muslimat. Memotivasi mereka agar.tetap berpegang pada syariah. Kami selalu sosialisasikan dalam setiap pelatihan apa sebetulnya pembinaan kader. Seperti pengajian tiap hari yang disebut al hilal. Majlis taqlim yang dilakukan dari tingkat pusat sampai ke ranting. Aktifis Muslimat adalah mubaliqah. Kita juga tetap memberi pembinaan pada yang sudah jadi. Mereka yang sudah jadi tetap dalam kendali organisasi. Meski sudah pejabat tinggi di tempatnya, kita akan pantau terus, ” urai Hendarsyah. (Sumber : PadangMedia.com “Muslimat Bulan Bintang Siap Hadapi Kuota”)

Selama ini, tambah Hendarsyah, untuk semua daerah pemilihan khususnya Sumatera Barat, banyak kaum perempuan dari Partai Bulan Bintang yang duduk di legislatif. Hal ini sebagai bukti yang cukup bagi Muslimat untuk menyatakan eksistensinya. Tidak hanya dalam legislatif, untuk posisi di eksekutif ataupun posisi lainnya Muslimat Bulan Bintang merasa berkewajiban membina anggotanya baik formal maupun informal.

Totalitas dan Kesungguhan

Tidak lama lagi, Partai Bintang Bulan akan Menghadapi Verifikasi Parpol untuk bisa lolos sebagai kontestan pada Pemilu 2009, tidak diragukan lagi bahwa tahun 2008 inilah menjadi tahun kunci yang menentukan bagi perjalanan partai kedepan, semua kader partai, simpatisan dan keluarga besar bulan bintang sangat berharap PBB kali ini bisa membuktikan diri menjadi partai yang kian agamis dan populis dan tampil dengan ciri khasnya yang modernis.

Pembuktian itu bisa terwujudkan hanya dengan totalitas dan kesungguhan seraya mengharapkan Rahmat dan Ridhlo Allah SWT semata… Amien

(Ditulis Oleh : Badrut Tamam Gaffas untuk Bulan Bintang Media)

10 Tanggapan

  1. Betul sekali Bang, saat ini seluruh potensi yang ada kita kerahkan demi memenuhi syarat agar PBB dapat berkiprah di Pemilu 2009. Tentunya hanya dengan langkah – langkah yang terkonsep dan keikhlasan, kita semua berharap agar PBB tetap eksis mewarnai perpolitikan negeri ini yang penuh intrik.

  2. Sekarang ini de-ideologi sangat mewarnai generasi bangsa ini, Fakta diatas kecenderungan inilah yang membuat PBB harus bekerja ekstra keras tidak semata – mata mengusung idiologi melainkan kreatif dalam memproduksi citra positif dengan menawarkan program – program yang nyata dan berbeda untuk pemberdayaan ummat…

  3. salam
    saya kira PII perlu belajar lagi tentang sejarah, sehingga dalam menilai PKI, BTI, LEkra dll bisa lebih objektif. bahwa PKI memberontak sampai saat ini belum terbukti. ada beberapa versi tentang peristiwa 65.
    terima kasih

  4. Ceritanya tentang PKI nich Gus …

  5. Perlu juga dipikir, mengapa tragedi kemanusiaan atas warga PKI justru terbanyak di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang kuat NU-nya, bahkan saudara kita warga NU saat itu begitu mudahnya terprovokasi oleh TNI sehingga ikut bergerak cepat “menumpas” PKI langsung ke sarang2nya, mengapa? Sejarah PKI dan G30S memang masih penuh aroma misteri tapi bagi siapapun yang hidup pada saat itu tentu merasakan bagaimana kondisi ibu pertiwi yang digambarkan tengah hamil tua, betapa kecemasan dan ke-ngerian bahaya merah PKI senantiasa membayangi, meski PKI juga menjadi korban fitnah dan kambing hitam, entah oleh siapa.

  6. alimin maaf ya numpang lewat kebetulan sedang browsing. tertarik oleh namamu yang ingatkan pada tokoh PKI alimin btw darah itu merah kawan

  7. Terimakasih atas komentar – komentarnya, menurut hemat saya Komunisme sebagai ideologi dan gerakan politik memang harus diakomodasi sebagai wujud kebebasan yang dilindungi HAM, namun sebagai gerakan massa yang ekstrem komunisme apapun bentuknya cenderung menghalalkan segala cara, lebih menyukai dan mengedepankan konfrontasi bahkan secara ekstrem adakalanya menghendaki terjadinya chaos sehingga membuka jalan terjadinya revolusi. Pendek kata Komunisme yang dekat dengan anarkisme itulah yang perlu kita waspadai sebagai Bahaya Merah

  8. Mungkin lebih pas jika nanti perdebatan mengenai Bahaya Merah dan Kontroversi PKI di bahas dalam tulisan yang tersendiri. Terimakasih

  9. Memang kita akui politik Islam dari tahun 1955 sampai sekarang semakin berkembang. walaupun kenyataannya perkembangannya menuai perpecaha, maksudnya banyaknya partai bersimbul ISlam.
    bayangan ingin mempersatukan pun mungkit akan terpetik, ketika para pakar politik islam itumenyadari, nampaknya mereka seolah-oleh tidak mau ambil resiko untuk kalah. buktinya ada partai politik berbasis islam tapi koalisi dengan partai yang simbulnya bersebrangan Semisal (PKS + Demokrat) atau mungkin PBB + PDI. semua itu kalau ditanya “Pak mengapa mau koalisi dengan partai non basis Islam” jawabnya “Kita butuh menang mas, kita butuh suara, segala cara bisa kita lakukan”… mungkin itu jawabannya..
    lantas pertanyaan selanjutnya..
    mau dibawa kemana politik islam kita…..????
    sementara eks PKI bahkan anak cucunya semakin berkembang, seolah tidak ada sinya. kita bisa lihat demonstrasi Buruh besar-besaran di tahun ini.
    saya ingat dalam buku Komunisme Ala Aidit karya Peter Edman.
    ketika Aidit dan teman-temannya menggerakkan demonstrasi buruh besar-besaran di semarang, dll. ini bukti konkrit, bahwa bendera merah sudah mulai nampak di tanah air indonesia kita ini…. bagai mana sikap kita sebaga generasi Muslim….????

  10. […] Persis, Proklamator Soekarno, Putra Sang Fajar, Raja Jawa Tanpa Mahkota, SI, Tuanku A Hassan « MENGGERAKKAN MESIN – MESIN PARTAI DALAM MENGHIMPUN POTENSI UMMAT PASCA 10 TAHUN LENGSER, H.M SOEHARTO AKHIRNYA […]

Tinggalkan Balasan ke Luqman Batalkan balasan